BANYUWANGI – Dalam waktu 7 hari, Rumah Sakit Al Huda (RSAH) Genteng Banyuwangi akan menuntaskan sebanyak 2.816 vaksinasi dosis dua. Pemberian vaksinasi bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Pemkab Banyuwangi ini dilaksanakan mulai tanggal 9 Agustus sampai 18 Agustus 2021. Hal ini disampaikan dr. Khusnul Imama, Koordinator tim vaksinasi Covid-19 RS Al Huda
“Target 400 peserta per hari start mulai Senin 9 Agustus. Diharapkan tuntas pada Rabu 18 Agustus 2021 mendatang,” ujarnya. Dijelaskan, pemberian vaksin dosis 2 ini merupakan komitmen RSAH untuk selalu suport program pemerintah dalam upaya mitigasi penyebaran Covid-19.
Ditambahkan, pelaksanaan vaksinasi Covid dosis 2 di RSAH ini diperuntukkan bagi warga yang sudah menjalani vaksinasi tahap pertama di RSAH sekitar bulan Mei dan Juni. “Peserta dalam kondisi sehat, tidak ada keluhan batuk, pilek dan demam serta tidak mengalami alergi saat pemberian vaksin dosis pertama,” ujarnya.
Selain itu, kata dia, peserta vaksin juga diwajibkan membawa kartu vaksin pertama dan fotokopi KTP, serta tidak lupa untuk selalu menerapkan prokes. Khususnya menjaga jarak dan memakai masker dobel saat jadwal vaksin. Bagi peserta yang terkonfirm covid maka vaksinasi ditunda selama tiga bulan sejak terkonfirmasi.
“Saat datang, penerima vaksin melakukan pendaftaran di meja 1 untuk verifikasi data. Kemudian di meja 2 menjalani skrining meliputi tensi dan cek suhu tubuh. Jika lolos skrining, penerima akan divaksinasi di meja 3, kemudian di meja 4 dilakukan pencatatan dan observasi selama 15 sampai 30 menit untuk mengantisipasi bila ada efek samping paska vaksin,” jlentrehnya.
Sementara itu, dr. Suryadinata, Ketua Satgas Covid RSAH yang juga salah satu vaksinator terlatih RSAH menegaskan, vaksinasi merupakan salah satu upaya untuk memberi perlindungan terhadap virus covid-19.
Surya berpesan, bagi masyarakat yang telah divaksin, agar selalu tetap disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan. Khususnya mematuhi 6 M, yakni memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, serta membatasi mobilisasi dan interaksi. “Dan paling akhir menghindari makan bersama-sama,” pungkasnya. (hud)