RSAH Ikuti Pelatihan Ventilator Versi Baru dari Kemenkes
GAMBIRAN – Komitmen Rumah Sakit Al-Huda (RSAH) dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di Banyuwangi tidak main main. Ini terbukti dengan upgrade skill tim emergency RSAH dengan mengikuti pelatihan penggunaan Ventilator secara daring yang dihelat Kemenkes beberapa hari yang lalu.
Dr. Suryadinata, Manajer pelayanan Medis RSAH menjelaskan bahwa upgrade skill alat ventilator diperlukan karena adanya penambahan ventilator jenis terbaru di RSAH melengkapi tiga ventilator yang sudah ada di unit perawatan intensive (ICU) RSAH.
“Pelatihan tersebut berlangsung selama dua hari dan di ikuti oleh tim emergency RSAH yang terdiri dari Dokter Spesialis Anesthesi, Dokter Instalasi gawat Darurat, Perawat ruang Intensive, serta tidak lupa teknisi yang bertugas merawat dan maintenan alat canggih tersebut.” jlentrehnya
Disaat yang bersamaan, Dr Julita Ramayani, Sp An. Manajer Instalasi Rawat Intensive menjelaskan “Ventilator atau alat bantu nafas adalah suatu alat yang digunakan untuk membantu sebagian atau seluruh proses pernafasan (ventilasi) untuk mempertahankan oksigenasi atau kecukupan oksigen dalam tubuh.
Seperti kita tahu sepanjang hidupnya manusia membutuhkan oksigen terus menerus dan tidak boleh berhenti. Sel sel tubuh akan rusak bahkan mati bila tidak mendapatkan oksigen dalam jangka waktu tertentu” tutur dokter yang juga didaulat sebagai Ketua Tim emergency RSAH itu.
“Ventilator berfungsi mengatasi ketidakseimbangan ventilasi dan perfusi yang disebabkan sistem pernafasan yang terganggu, menjamin hantaran oksigen ke jaringan supaya adekuat sehingga meningkatkan kenyamanan pasien saat bernafas.” imbuhnya
Lebih lanjut dikatakan, “Banyak faktor yang menyebabkan pasien jatuh dalam kondisi yang mengharuskan pemakaian ventilator, seperti pasien dengan gagal nafas, henti nafas (apnu) maupun hipoksia yang tidak teratasi dengan pemberian oksigen.” Ungkap dokter lulusan Gajah Mada ini
“Kondisi ini banyak terjadi pada kasus kelainan di paru seperti penyumbatan jalan napas, Edema paru, kelainan tulang iga atau patah tulang iga. Payah jantung dan gangguan kesadaran (disfungsi neurologis).
Tindakan operasi yang berisiko gagal nafas karena pemakaian anestesi dan sedative pada kasus seperti cidera otak berat, stroke perdarahan, Tumor otak juga perlu mendapat intubasi dan pemasangan ventilator sebelum terjadi gagal nafas yang sebenarnya.” tandas Julita.
Ditempat terpisah direktur RSAH, dr. Indiati, MMRS menegaskan “Kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang semakin kompleks dan terjaminnya pelayanan yang lebih baik menjadi keniscayaan yang harus dipenuhi semua fasilitas kesehatan termasuk RSAH.
Maka keberadaan alat canggih dan lengkap serta SDM yang semakin terlatih, menjadi kewajiban bagi RSAH untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan pelayanan yang bermutu dan berbasis keselamatan pasien (pungkasnya) .