Gambiran – Dampak luar biasa dari pandemi coronavirus disease (COVID-19) melanda di berbagai negara dunia, termasuk Indonesia. Semua sektor terkena imbasnya. Hal ini membuat semua pihak, termasuk masyarakat fokus dan selalu membahasnya.
Namun di saat sekarang, masyarakat diharapkan waspada bahwa ada penyakit lain yang juga telah mengintai kita. Penyakit yang tidak kalah ganasnya yaitu penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).
Manajer Pelayanan Medis RS Al Huda (RSAH) dokter Suryadinata menyampaikan bahwa pada Maret 2020, kasus DBD merupakan termasuk 10 besar penyakit rawat inap di RSAH. Meskipun saat ini sudah indikasi penurunan, namun kita tetap harus waspada. Mengingat kondisi cuaca yang kadang panas disertai hujan sangat memungkinkan nyamuk berkembang biak. “Untuk itu, bila terserang demam dengan disertai gejala sakit kepala, nyeri di belakang mata, nyeri otot, nyeri tulang, ruam (bercak merah) di kulit, serta ada tanda pendarahan seperti, timbul mimisan, kita harus lebih waspada”, ujarnya
Surya menambahkan, kata kunci DBD adalah demam tinggi yang muncul tiba-tiba, disertai keluhan minimal dua gejala. Selain itu, perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium untuk memastikan apakah itu demam berdarah atau bukan. Selama ini, RSAH sudah menyediakan pemeriksaan khusus yang mampu dengan cepat mendeteksi DB sejak hari pertama seorang pasien demam atau terinfeksi. “Dengan begitu, pasien bisa segera tertangani dengan cepat dan tepat. Sehingga akan mengurangi risiko komplikasi yang dapat berakibat fatal”. ujarnya
Pemeriksaan yang sensitivitas yang cukup tinggi dan efektif ini, kata dr. Surya, bisa dilayani 24 jam di Laboratorium RS Al Huda. Selain itu, hasilnya dapat ditunggu hanya dalam waktu 30 menit selesai.
“Yang mempersulit, gejala spesifik infeksi ini hampir tidak ada. Manifestasi klinis yang bervariasi membuat semakin sulitnya melakukan penegakan diagnosa cepat terhadap penyakit ini” jelas dokter lulusan FK Universitas Udayana itu. Dengan adanya pemeriksaan cepat terhadap infeksi virus dengue di RS Al Huda, kata dr Surya, diharapkan bisa mengurangi satu masalah tentang rumitnya deteksi dini terhadap penyakit ini. Meski begitu, ketika curiga terserang DBD, hal yang harus dilakukan adalah minum sebanyak-banyaknya. Ini penting untuk mengatasi fase kritis, yaitu saat terjadinya kebocoran plasma pada sel pembuluh darah yang bisa berakibat fatal. “Sebaiknya, jika dalam waktu 3 hari demam tidak turun atau malah naik, dan atau jika tidak bisa minum atau muntah terus menerus, harus segera dirawat di rumah sakit. Agar penderita bisa diobservasi, diterapi, dan terhindar dari kondisi yang fatal” pungkasnya.